Puisi yang Ditulis menggambarkan tentang nilai sejatinya perjalanan kehidupan seorang muslim.
Kubuka pintu dengan mengingat ALLAH;
Memulai dengan tawakal pasrah;
Bukan kepada makhluk yang penuh tipu daya;
Waktu bergerak merekam jalannya detik, menit, dan jam;
Tiba hari berganti minggu;
Minggu berlalu menjadi bulan sampai tahun berganti;
Bergulir waktu tanpa henti;
Sejalan waktu tumbuh diri dari beragam emosi polos, lugu, sedih, duka, marah, senang, bahagia terlewati;
Bermain, belajar, mengaji menjadi hiburan dari keadaan;
Tahu, mengerti, paham sebagai wujud ilmu yang mengikuti jalannya umur;
Segala Kebaikan dan keburukan hanya terjadi karena kehendak ILLAHI;
Semakin tahu menjadi merendah;
Semakin merendah menjadi hormat;
Semakin hormat menambah akal budi;
Pekerti terpatri penuntun sikap tindak perilaku;
Mewujud tali ikatan antar manusia dan dengan ALLAH;
Terdidik sifat baik, luluh sombong, riya, munafik;
Hanya amal, ikhlas, dan tawadhu dalam tindakan;
Sejalan fiqh syariah dengan tauhid hakikat menuju makrifat dalam tasawuf;
Mengikuti perjalanan sejatinya teladan
Nabiyyil Ummiyyi Muhammad Yang Mulia;
Perjalanan cinta seorang hamba pada kekasihnya tanpa cela, tanpa hina, tanpa dusta;
Perjalanan suci tanpa menggadai apalagi menjual cinta menjadikan buta dan tuli;
Sungguh bahagia tak terperi dirasa ruh dan jasad;
Istiqomah berulang dalam jahr beristighfar, memuja Ya Hayyu Ya Qoyyum, bersholawat, dan tahlil diikuti tasbih, tahmid, dan takbir;
Sambil mendayu sirr ALLAH, ALLAH, ALLAH melafadz didalam hati yang bersujud, terus dan terus;
Lemas, tak berdaya dihadapan ILLAHI, nafsu hilang tak berarti, menggapai ekstase jadzab;
Kepuasan tak terhingga tak terlampaui bentuk hakikat dari perjalanan diri terindah.
Penulis: Dwi Ulung
COMMENTS