Bencana Alam Mengancam, Dadang Beri Warning untuk Pemerintahan Legislatif dan Eksekutif
Redaksi - Nusantara
Selasa, 02 Des 2025 12:27 WIB
INDRAGIRI HILIR (SN) — Pemilik akun Facebook Panggung Sandiwara II, Dadang, kembali mengingatkan pemerintah agar berhati-hati dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, terutama terkait pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
Sebagai putra daerah, Dadang menyoroti keberadaan sejumlah perusahaan besar yang menggarap kawasan Inhil, termasuk di Kecamatan Gaung, Desa Belantaraya. Ia menegaskan bahwa kepedulian terhadap sesama dan alam harus menjadi prioritas pemerintah maupun masyarakat.
“Kita harus memiliki rasa peduli yang tinggi, bukan hanya kepada sesama makhluk hidup tapi juga kepada alam,” ujarnya.
Dadang mempertanyakan legalitas dan kepatuhan perusahaan-perusahaan besar terhadap aturan yang berlaku. Ia menilai masyarakat berhak mengetahui apakah perusahaan tersebut memiliki izin yang sah, serta apakah pemerintah telah melakukan uji Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) secara benar.
“Masyarakat harus tahu apakah perusahaan-perusahaan itu punya izin legal atau tidak. Apakah pemerintah sudah melakukan uji AMDAL dengan benar atau tidak. Jika pemerintah tidak melakukan uji AMDAL dengan benar, maka pemerintah harus bertanggung jawab atas dampak lingkungan seperti banjir dan longsor. Dan jangan lupa, segera cabut izinnya jika perusahaan tidak mengindahkan perintah undang-undang,” tegas aktivis Bunda Tanah Melayu itu.
Ia juga meminta para wakil rakyat untuk turun ke lapangan dalam menjalankan fungsi pengawasan (checks and balances) guna memastikan tidak ada penyimpangan. Selain itu, Dadang mendorong masyarakat agar segera meminta Aparat Penegak Hukum (APH) melakukan audit menyeluruh terhadap izin dan dokumen perusahaan-perusahaan besar di Inhil.
“Pohon-pohon itu ibarat sungai vertikal yang menyerap dan menampung air. Jika hutan dibabat, pohon ditebang, itu sama saja dengan menebang sungai yang menyebabkan air tak mengalir pada tempatnya. Ini tidak boleh dianggap sepele, baik oleh masyarakat maupun pemerintah,” jelasnya.
Menurut Dadang, sebagian besar bencana alam terjadi akibat ulah tangan manusia yang serakah dan bekerja sama dengan perusahaan demi keuntungan pribadi.
“Kebanyakan bencana datang dari tangan-tangan manusia serakah yang bersekongkol dengan perusahaan demi keuntungan pribadi, bukan untuk kepentingan rakyat,” tutupnya.